Belajar kepada Anak - anak

Dalam sebuah acara Natal anak-anak disebuah paroki, seorang anak bertugas membaca doa pembukaan. Doa itu akan dibaca setelah lilin menyala, dan setelah ia berdoa teman-temannya akan bernyanyi. Namun setiba dipanggung, ia baru sadar doanya tidak ada! Rupanya ketika lari-lari sebelum acara dimulai, doa itu terjatuh.
Waduh! Dengan keringatan karena mic sudah ditangan, iapun membuat doa yang sederhana. “Tuhan berkatilah supaya kami dapat benyanyi dengan bagus”, polos, tapi itu keputusan yang berani, ia melihat situasi yang dia hadapi, lalu mohon perlindungan Allah dengan sepenuh hati. Itulah kualitas anak yang mungkin tidak kita miliki, terbuka, bersahaja.


Dalam kutipan kitab suci terdapat kalimat, ”Barang siapa tidak me-nyambut kerajaan Allah seperti anak kecil, ia tidak akan masuk kerajaan surga” Lukas 18:17. Hal ini mengi-ngatkan saya pada seorang imam, yang berkotbah dengan bahasa yang sederhana, padahal ia seorang guru besar, karena kesahajaan kata-kata beliau, banyak umat yang berubah lebih baik dalam hidup.
Juga seorang romo abbas yang mengajar meditasi dengan membayangkan menjadi bayi dalam rahim Allah, tenang, tidak berkata-kata hanya bisa bersyukur karena segala yang ia perlukan, telah ia rasakan dan telah ia dapatkan. Hidupnya sangat damai.
Kita tentu juga ingat pada keluguan seorang anak kecil dalam peristiwa penggandaan roti. Ketika Tuhan bermaksud memberi makan 5000 orang, hanya seorang anak kecil yang maju memberikan miliknya yang cuma 5 roti dan 2 ikan. Mungkin ada juga orang dewasa yang membawa bekal, tapi tentunya mereka memikirkan kepentingan perut golongan, kelompok, keluarganya sendiri.
Lewat peristiwa ini kita diajak untuk berani mengajukan diri demi keinginan Tuhan. Anak kecil itu tidak perlu menunggu ada yang lebih dahulu maju. Banyak lahan yang memerlukan kita turun tangan untuk membantu, khususnya di tahun anak dan remaja ini. Tuhan sedang memanggil kita menyerahkan roti dan ikan kita, tenaga dan waktu kita. Jika kita lihat PIA sabtu minggu di sasono binuko kurang pendamping, mari membantu. Ketika kita melihat ba-nyak anak-anak kecil di wilayah, mari kita tangani.
Seperti anak yang me-nyerahkan lima roti dua ikan, yang tidak pernah takut sendirian, Tuhan Yesus pastilah menggandakan. Sederhana saja kegiatannya, mungkin berupa peringatan ulang tahun, renang bersama, bernyanyi, bercerita. Adik-adik SMP yang sudah menjadi PIR, mendampingi adik PIA juga bisa menjadi aktivitas kalian. Mudika, Ibu-ibu, Bruder, Suster, semua pasti bisa. Beranikah kita me-ngajukan diri ? ( Mb. Iin/ Wilayah Thomas )

0 comments:

Post a Comment