Kaum Muda dan Gereja

Membaca sebuah artikel yang termuat di situs KWI mengenai sebuah survey di skotlandia yang berjudul ”Satu dari sepuluh anak pergi ke Gereja tiap minggunya”, dalam artikel tersebut diketahui bahwa 10 persen dari murid sekolah dasar, didapat juga bahwa 27 persen dari anak muda percaya akan Tuhan dan 43 persen percaya akan surga, dari hasil survey dapat diambil kesimpulan bahwa setidaknya masih ada kaum muda yang meyakini adanya Tuhan dan surga, yang mungkin perlu diperhatikan adalah sisanya mereka yang menjawab percaya atau tidak mengenai adanya Tuhan, sayang dalam artikel tersebut tidak dimuat berapa persen anak yang tidak percaya akan Tuhan dan Gereja.
Hal lain yang cukup menarik adalah salah satu hasil survey majalah komuni (Paroki St. Yohanes Evangelista Kudus) bagaimana anak dan remaja (usia antara 11- 17 tahun) kurang lebih 30% mengikuti misa mingguan, dan kurang lebih 4% menjawab ke gereja hanya ketika Natal dan Paskah, namun terdapat sebuah masalah yang muncul disana sebuah wadah kegiatan yang diinginkan anak dan remaja dalam kehidupan menggereja apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh mereka.
Hubungan antara kaum muda dan Gereja.


Setelah kita melihat hasil tadi, yang menjadi bahan diskusi kita adalah hubungan seperti apa yang harus dijalin antara kaum muda dan Gereja. Kegiatan menggereja bukan hanya sebatas datang ke sebuah bangunan dan berdoa di sana , gereja juga dapat berupa komunitas dalam mengembangkan iman kita akan Yesus Kristus. Di mata kaum muda kita tepatnya Paroki Banyumanik ini apakah arti sebuah gereja itu? Jika dari hasil survey yang ada dapat kita lihat bahwa kehidupan rohani kaum muda tidak dapat diabaikan, mereka percaya akan adanya Tuhan dan mereka masih menginginkan gereja, yang perlu menjadi perhatian kita saat ini bagaimana Gereja dapat menjembatani kebutuhan mereka akan iman.
Kaum muda merupakan sebuah pondasi dalam Gereja, Gereja harus dapat memelihara kaum mudanya, sehingga menjadi sebuah pondasi yang kokoh dan terus berkembang. Gereja diharapkan mampu mengayomi dan menuntun kaum muda dalam perkembangan hidup, sehingga kelak dapat kita katakan APA YANG TELAH KAMU BERIKAN PADA GEREJA JANGAN MENANYAKAN APA YANG TELAH GEREJA LAKUKAN PADAMU ! Muncul sebuah kesadaran dari kaum muda gereja untuk membangun komunitas Gereja. Mereka bukan hanya menjadikan gereja tempat berdoa dan ketka kita membutuhkan rahmat Tuhan kita pergi ke gereja, namun kaum muda diharapkan mampu membangun komunitas Gereja dan bukan hanya sebuah bangunan untuk berdoa, sehingga kelak tercipta suatu hubungan antara Gereja sebagai suatu komunitas dan kaum muda berperan di dalamnya.
Gereja yang dinamis
Perkembangan tidak bisa ditolak, Gerejapun harus demikian, harus terus berusaha berkembang agar tidak ketinggalan zaman. Salah satu hal yang mungkin telah dilakukan gereja Paroki Banyumanik adalah dengan adanya misa kaum muda. Di sini gereja menginginkan peran aktif kaum muda dalam mengembangkan kehidupan menggereja yang bisa diterima oleh “Dunia kaum muda itu sendiri” .
Gereja mencoba memfasilitasi harapan-harapan kaum mudanya untuk mengembankan Gereja sesuai dengan “baju“ kaum muda. Perubahan perlu dilakukan, pembaharuan yang terus di lakukan menuju ke arah yang lebih baik, patut kita dukung. Pendukung pembaharuan tersebut tidak lain tidak bukan adalah seluruh warga di dalam gereja, Romo, pamong wilayah, dewan paroki, pamong lingkungan, warga lingkungan baik tua muda, anak-anak, Bruder, Suster, Pak Jo, Rejeb dan seluruh warga gereja yang tidak dapat disebut satu persatu. Nantinya diharapkan sebuah komunitas Gereja yang indah. (f4b_i4n)

0 comments:

Post a Comment