Sehari Bersama Uskup Agung Semarang

Tanggal 25 September 2008 yang lalu, paroki kita kedatangan tamu Mgr. Ign. Suharyo, Uskup Keuskupan Agung Semarang. Kedatangan Bapa Uskup di Paroki Santa Maria Fatima Banyumanik ini dalam rangka penerimaan Sakramen Krisma.
Hari itu, sejak pukul 07.30, Romo Heru, Romo Purnomo, Dewan Paroki dan panitia sudah siap menungu kedatangan Bapa Uskup di teras Pastoran. Ada canda di antara mereka saat menunggu, tetapi ada juga wajah – wajah yang sedikit tegang di antara panitia, maklum yang datang bukan tamu yang biasa untuk ukuran paroki.
Tepat pukul 08.00 sebuah mobil Harier hitam masuk gerbang depan gereja. Saat itu Romo Pur yang paling dekat dengan mobil itu siap menyambut penumpangnya, yang tak lain Bapa Uskup. Dibelakang Romo Pur, pak Dwiono selaku ketua panitia mengikuti untuk menyambut. Kemudian Bapa Uskup menuju ke Pastoran, di sana tampak Romo Heru dan jajaran Dewan Paroki serta panitia juga sudah siap menyambut.
Pelayanan Kesehatan
Setelah sejenak Bapa Uskup di terima Romo Heru di Pastoran, kemudian rombongan bergerak menuju ke ruang pelayanan kesehatan, yang ada di Sasono Binuko. Bapa Uskup banyak menanyakan peran pelayanan kesehatan ini bagi umat. Di tempat ini petugas pelayanan kesehatan memberikan banyak informasi, mulai dari jumlah pasien yang datang, biaya yang harus dibayar pasien, pengadaan obat dan respon umat terhadap pelayanan kesehatan ini.


Untuk berobat di pelayanan kesehatan gereja ini sangat murah, dengan Rp 5.000,- umat sudah mendapatkan pelayanan dari dokter tentang keluhan sakitnya, termasuk obat. Satu hal yang membuat Bapa Uskup kagum adalah dengan biaya Rp 5.000,- pasien sudah mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan obat. Bahkan ketika petugas menginformasikan, bila umat yang datang tidak mampu membayar, biaya inipun tidak dipungut, bahkan juga masih diberi obat.
Dari Sasono Binuko, rombongan Bapa Uskup bergerak menuju tanah paroki yang ada di kelurahan Bulusan. Di sini Romo Heru selaku Romo Kepala Paroki memberikan informasi kepada Bapa Uskup tentang status tanah dan rencana penggunaan. Romo Heru sebenarnya berharap ada umat di paroki ini yang bisa mengelola tanah itu, sehingga tanah dapat dimanfaatkan, terutama untuk umat yang belum bekerja.
Sambutan Ramah SD Antonius II
Tempat ketiga yang berkesempatan dikunjungi Bapa Uskup adalah SD Antonius II. Ketika rombongan tiba di gerbang SD Antonius II, tampak sederetan guru-guru menyambut dengan ramah rombongan. Setelah masuk ke Aula SD, lagi-lagi sambutan yang luar biasa dari murid-murid SD Antonius II, membuat rombongan sangat terharu. Lagu – lagu dimadahkan untuk menyambut Bapa Uskup. Termasuk tanda mata dari murid-murid bunga mawar untuk Bapa Uskup, Romo Heru dan Romo Pur.
Dalam sambutannya Bapa Uskup mengharapkan murid-murid SD Antonius II untuk membiasakan diri berdoa. Tidak saja berdoa untuk diri sendiri, tetapi juga untuk para romo, suster, bruder dan orang tua. “Jangan sampai lupa ya anak-anak?, karena dengan doa kalian kami (romo, bruder dan suster) akan semakin kuat dalam pelayanan.
Sebelum meninggalkan SD Antonius II, Bapa Uskup menyempatkan melihat dari dekat aktifitas belajar mengajar dan fasilitas yang dimiliki SD ini. Baik dari kelas ke kelas, juga ruang UKS yang sangat lengkap fasilitasnya, juga ruang komputer yang dimiliki SD Antonius II ini.
Panggilan Menurun
Meninggalkan SD Antonius II, rombongan menuju Novisiat Susteran St. Fransiskus di Puri Perdana. Di biara pencetak suster – suster ini, Bapa Uskup diterima Suster Paula. Pada kesempatan ini, suster Paula juga menyampaikan perkembangan para novis yang ada, termasuk panggilan – panggilan baru.
“Dari tahun ke tahun panggilan semakin menurun, padahal kami sudah sediakan fasilitas yang cukup luas di sini “, ungkap suster Paula pada Bapa Uskup dan rombongan. Bapa Uskup juga menanggapi, bahwa tidak saja di biara ini saja jumlah panggilan jumlahnya menurun, tetapi terjadi di semua biara yang ada. “Kita berharap dan berdoa, semoga mendatang banyak orang tua yang bersedia merelakan putra – putrinya bila mereka ingin masuk dalam panggila Tuhan”, ungkap Bapa Uskup.
Sebelum meninggalkan tempat ini, rombongan dihibur dengan lagu – lagu pijian persembahan dari para suster. Tampak wajah – wajah suster yang gembira dengan kunjungan Bapa Uskup di tempat ini.
Rombongan selanjutnya menuju ke RSB Fatima di jalan Cemara Raya. Di tempat yang sebelumnya digunakan sebagai RSB Fatima ini, kini dimanfaatkan untuk tempat penitipan anak dan poli kesehatan. Di tempat ini, Bapa Uskup menyapa seorang anak yang sedang diasuh oleh seorang suster. Tampak senyum renyah dari sang anak, ketika Bapa Uskup mengajak bercanda.
Pupuk Organik Umat Yusuf
Meninggalkan tempat ini, rombongan menuju ke daerah Rumpun Diponegoro. Di tempat ini rombongan Bapa Uskup akan diajak melihat tempat pembuatan pupuk organik. Sampai di lokasi, tampak bapak Nunus dan istri menyambut rombongan dengan semangat, meski tampak kelelahan karena harus menyiapkan bahan presentasi untuk Bapa Uskup.
Pupuk organik ini dikerjakan kelompok pecinta lingkungan hidup Wilayah Yusuf, yang dimotori pak Nunus, termasuk melibatkan kaum muda. “Saya ingin memanfaatkan barang-barang yang dibuang untuk pelestarian lingkungan. Sebenarnya sampah yang kita produksi tiap hari, masih bisa kita manfaatkan untuk dibuat pupuk. Hasilnya bahkan dapat memberikan tambahan finansial untuk keluarga”, kata pak Nunus.
Bapa Uskup tambah antusias mengikuti jalannya presentasi. Bahkan tak segan – segan mendekat sampah – sampah yang sedang diproses menjadi pupuk, meski dengan aroma yang cukup “segar”. Bapa Uskup juga menyambut baik, bila kelompok ini bersedia meularkan ilmunya kepada umat di lingkungan atau wilayah lain, bahkan mungkin antar paroki.
“Kegiatan ini positif, sangat positif. Dengan kelompok – kelompok semacam ini, saya yakin umat kita selain menghargai lingkungan hidup, juga akan mampu menciptakan peluang kerja. Dari sampah yang tidak berguna, diolah menjadi pupuk, baik dipakai sendiri ataupun untuk di jual”, ungkap Bapa Uskup.
Sebelum mengakhiri kunjungan di Wilayah Yusuf ini, rombongan dibagikan satu tas pupuk organik cair, produksi umat Katolik di paroki Santa Maria Fatima ini, untuk dicoba. Termasuk Bapa Uskup yang minat dengan kegiatan ini. Bahkan sempat menanyakan apakah sudah pernah dihubungi tim PSE Keuskupan Agung Semarang, untuk pengembangan kegiatan di tingkat keuskupan.
Mengakhiri kegiatan siang itu, Bapa Uskup dijamu di rumah Ketua Wilayah Santo Yusuf untuk makan siang, di komplek perumahan PU Jl. Karangrejo. Usai ramah tamah ini, Bapa Uskup kembali ke Keuskupan untuk beristirahan sejenak, karena sore harinya masih memimpin misa penerimaan sakramen krisma di gereja.
Untuk tahun 2008 ini, di paroki Santa Maria Fatima Banyumanik ada 135 penerima sakramen krisma. Penerimaan sakramen krisma langsung diberikan Bapa Uskup, didampingi Romo Heru dan Romo Pur pada misa tanggal 25 September 2008 sore. Bapa Uskup berpesan pada para krismawan – krismawati, setelah menerima sakramen ini, diharapkan berani menjadi saksi Kristus.
Wawan Hati dengan Bapa Uskup
Usai misa penerimaan sakramen krisma, Bapa Uskup masih ada satu kegiatan lagi di paroki kita. Kegiatan yang dikemas dengan nama “Wawan Hati” ini mengundang tokoh – tokoh umat, umat dan tokoh masyarakat. Mereka diberikan kebebasan untuk menyampaikan segala uneg-unegnya. Baik itu dalam kaitan lingkungan sosial ataupun gereja.
Banyak umat yang hadir menyampaikan saran, usul bahkan uneg – uneg. Bapa Uskup menanggapi dengan baik satu persatu pertanyaan dari umat. Bahkan tak terasa acara malam itupun sudah berlangsung hingga pukul 22.00. Mengingat kegiatan Bapa Uskup esok pagi juga sangat padat di paroki lain, akhirnya pak Wawan panggilan akrab Yudi Mahaswanto selaku koordianator kegiatan, menyudahi acara itu. (Lambertus)

0 comments:

Post a Comment