KISAH PERTOBATAN SAULUS

Seiring dengan pertumbuhan Gereja perdana maka diperlukan penolong – penolong yang bijaksana untuk membantu Para Rasul dalam mengatur kebutuhan – kebutuhan dan kesejahteraan para pemeluk baru yang terjepit oleh kemarahan Imam besar. Kemarahan Imam besar ini disebabkan oleh khotbah Petrus setelah Pentekosta, yang garis besarnya menjadi standar bagi Gereja perdana : Yesus Kristus adalah Mesias yang dijanjikan;para pemimpin agama bersalah karena menghukum mati Dia secara tidak adil ; kubur tidak menaklukan Dia, sebaliknya Dia bangkit dari kematian dan keselamatan diberikan secara cuma – cuma kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya.


Stefanus adalah penolong (disebut “diakon”) pertama. Dia berkotbah dengan gemilang dan mempertahankan iman didepan Sanhedrin, namun kemudian dihukum mati dengan cara dirajam (martir Kristen yang pertama ). Pada saat Stefanus sekarat disampingnya berdiri pria muda mengenakan jubah algojo; Saulus seorang Yahudi dari Tarsus di asia kecil. Saulus menikmati banyak hak istimewa dan dipersiapkan bagi kejayaan komunitas farisi. Setelah kematian Stefanus Ia mulai mengejar orang Kristen yang lain (atau pengikut “Sang Jalan “, demikian mereka dikenal hingga istilah “Kristen” mula – mula digunakan untuk menyebut orang – orang yang percaya Kristus di Anthiokia).
Dalam pengejaran tersebut di tengah perjalanan menuju Damaskus, ia terjatuh dari kuda karena cahaya yang menyilaukan dan mendengar suara Tuhan bertanya, “Saulus! Saulus! Mengapakah engkau menganiaya Aku?” (Kisah Para Rasul 9:4b).
Saulus yang buta, kemudian dikenal sebagai Paulus. Menjadi orang yang percaya, kemudian pergi ke Damaskus. Disana dia dibabtis oleh seorang laki–laki bernama Ananias. Setelah kebutaannya lenyap Paulus kemudian pergi ke Arab untuk mengambil waktu berdoa dan menyiapkan pelayanannya.
Di Yerusalem dia di curigai oleh mereka yang dahulu dianiaya. Pada akhirnya dia didukung dan diterima oleh seorang pria bernama Barnabas. Bersama Barnabas, Paulus menjalani sebagian besar perjalanan misinya yang pertama.
Dalam perjalanan misinya, Paulus hampir selalu ditemani oleh satu atau lebih teman seperjalanan yang menolongnya dalam menyebarkan pesan Injil. Paulus secara aktif melatih murid – muridnya melalui aktivitas pewartaan Injil sehingga mereka dapat belajar darinya dan akhirnya membuka jalan bagi mereka sendiri.
Timotius dan Titus adalah dua orang murid yang secara terpisah menjadi teman Paulus dalam perjalanan. Mereka melakukan perjalanan sendiri-sendiri sebagai wakil dari Paulus dan menyampaikan pesan Injil baik kepada orang Yahudi maupun non Yahudi.
Perjalanan Paulus terhenti di Yerusalem sekembalinya dari Korintus. Dia dituduh membawa orang bukan Yahudi ke dalam Bait Allah. Paulus ditangkap dan dihadapkan pada Sanhedrin, kemudian dibuang ke Kaesarea sebelum akhirnya dipindah ke Roma setelah muncul rumor rencana pembunuhan terhadap dirinya. Di Roma dia ditempatkan ditahanan yang memungkinkkan dia untuk menerima tamu dan menulis surat (Surat untuk Gereja–gereja di Efesus,Kolose,dan Filipi. Paulus juga menulis surat – surat pribadi untuk Filemon,Timotius dan Titus).
Setelah itu nasib Paulus menjadi misteri, ada yang menganggap dia dilepaskan dan meneruskan misinya namun ada kisah ia dipenggal atas perintah Nero. Satu hal yang pasti Paulus lebih berpengaruh dalam pembentukan agama Kristen baik dalam hal–hal praktis mapun teologi, selain Yesus Kristus. (dikutip dari buku Millennium The Story of Christianity - karya Michael Collins dan Matthew A. Price)

0 comments:

Post a Comment