(Keprok-keprok) Sst....Sst...... (Keprok-keprok) Sst......Sst.... Diam!!!

Tepukan itu sering terdengar dari ruang Sasono Binuko, Gereja Santa Maria Fatima Banyumanik, setiap hari sabtu sore dan minggu pagi. Tepukan di atas menjadi andalan bagi kakak-kakak pendamping PIA (Pendampingan Iman Anak) untuk mengatasi kegaduhan yang terjadi selama pendampingan iman anak.
Sebelum misa berlangsung, beberapa anak kecil yang belum menyambut komuni pertama menuju ke Sasono Binuko untuk berkumpul dengan teman-teman seusianya. Anak-anak terkadang menunggu di sekitar pelataran gua Maria yang terletak di area parkir mobil, sambil melihat ikan-ikan untuk menunggu kedata-ngan kakak-kakak pendamping PIA.
Sesaat setelah lonceng misa berdentang, tanda misa dimulai, kakak pendamping dan anak-anak masuk ke ruang Sasono Binuko untuk memulai pen-dampingan iman anak.

Doa Anak
Berbagai macam kegiatan dilaksanakan selama proses pendampingan. Doa pembukaan mengawali acara ini. Terkadang ada anak yang mau menawarkan diri untuk memimpin doa spontan, dan yang paling menarik adalah anak-anak berebut untuk memimpin doa Bapa Kami, Salam Maria, dan Kemuliaan.
Antusiasme anak untuk memimpin doa-doa tersebut cukup bagus dan pendamping harus pintar membagi tugas tersebut dengan adil, sehingga semakin memotivasi anak untuk berani membawakan sebuah doa dengan baik.
Selepas berdoa, anak-anak diajak untuk bernyanyi bersama sambil bergaya. Kakak pendam-ping menyebutnya sebagai ’gerak lagu’. Bagian ini dimaksudkan untuk memberi semangat bagi anak-anak untuk selalu memuji Tuhan di setiap kesempatan yang ada.
Gerak lagu ini memang tidak selalu berjalan tertib karena kadang-kadang ada anak-anak yang memulai suatu tingkah lucu atau menganggu teman-temannya, sehingga membuat gaduh suasana pendampingan. Kemudian beberapa anak mulai berteriak dan bercanda satu sama lain. Suasananya sungguh gaduh, tapi begitulah anak-anak. Mereka sangat ekspresif sekalipun dalam lingkungan yang mengharuskan mereka bersikap baik.
Nah,,, (Keprok-keprok) Sst.......Sst..... (keprok-keprok) Sst....Sst... Diam. Tepuk DIAM seperti ini menjadi senjata efektif untuk menenangkan kembali anak-anak.
Sabda Tuhan
Anak-anak yang telah menjadi tenang kembali, memungkinkan kakak pendamping untuk melanjutkan bagian berikutnya, yaitu penyampaian sabda Tuhan.
Pada prinsipnya, bagian inilah yang menjadi inti dari pendampingan iman anak. Pendamping menyampaikan sabda Tuhan dengan bahasa sederhana, yang memungkinkan anak-anak mengerti pesan yang disampaikan sabda Tuhan.
Banyak cara yang bisa dilakukan, dengan metode bercerita, berdongeng, menggunakan alat peraga, maupun dengan mengemas penyampaian sabda melalui drama. Apapun metode yang digunakan, yang paling penting adalah anak-anak mengerti maksud dari sabda Tuhan, yang disampaikan meskipun secara sederhana.
Penyampaian sabda tersebut diperkuat dengan kegiatan membuat hasil karya yang dibuat sendiri oleh anak-anak. Nah, pada saat inilah kegaduhan bisa terjadi lagi karena mereka saling bercanda satu sama lain sambil mengerjakan. Tapi tenang saja kakak pendamping sudah punya senjata efektif.
Di sela-sela membuat hasil karya, anak-anak menyisihkan uang sakunya untuk mengisi kolekte mingguan. Salah satu anak pasti dengan sukarela menyediakan diri untuk berkeliling membawa kotak persembahan. Kemudian anak-anak melanjutkan kembali aktivitasnya, kemudian mengumpulkannya jika sudah selesai.
Menerima Berkat
Kegiatan membuat hasil karya berlangsung sampai waktu pemberkatan anak-anak. Pemberkatan diberikan setelah doa damai. Anak-anak berbaris menuju altar, setelah menerima berkat anak-anak dibiasakan untuk berdoa mengucap syukur atas berkat yang sudah diterimanya.
Bagian terakhir dari pendam-pingan iman ini adalah doa umat, sekaligus doa penutup. Sekali lagi, ada beberapa anak yang memberikan dirinya untuk memimpin doa. Selesai berdoa anak-anak biasanya anak menjadi sangat ribut sekali, karena mereka ingin mendapatkan kembali hasil karyanya. Nah.. apa yang mesti dilakukan??? Ya........ ”TEPUK DIAM”
(Keprok-keprok) Sst......Sst..... (keprok-keprok) Sst....Sst... DIAM!!!! (by siska)

0 comments:

Post a Comment