Lektor adalah orang yang bertugas membaca kitab suci. Namun tahukah bahwa menjadi seorang lektor itu tidak mudah? Karena lektor merupakan pribadi yang dipercaya oleh gereja untuk mewartakan (bukan membaca) sabda Tuhan sekaligus sebagai pembuka hati dan pikiran orang. Oleh karena itu, seorang lektor dituntut untuk bisa menempatkan diri melalui keteladanan hidupnya sehari-hari, pikiran, perkataan dan perbuatannya dengan menabur yang baik.
Untuk dapat mewartakan sabda Tuhan dengan baik, seorang lektor diharapkan memiliki kemampuan public speaking, seperti penghayatan yang diwartakan, adanya kontak mata dengan pendengar, pribadi yang sabar, sikap hormat, dan kerendahan hati, serta memiliki karunia iman. Guna melatih kemampuan public speaking para lektor, diadakan workshop public speaking pada hari minggu, tanggal 19 oktober 2008. “Acara tersebut diselenggarakan dari, oleh, dan untuk kita.” Ungkap salah seorang peserta Workshop Public Speaking. Mengapa demikan? Karena panitia dari acara tersebut adalah anggota lektor sendiri.
Workshop ini diikuti oleh 37 orang peserta yang merupakan anggota lektor. Acara ini diawali dengan coffee break pada pukul 09.00, dilanjutkan doa pembukaan oleh Bp.Petrus sebagai tanda bahwa acara akan dimulai, serta sambutan-sambutan dari ketua lektor(Ibu Ratna) dan ketua panitia (Inggar). Kemudian disambung dengan breaking ice yang dipimpin oleh Drs. Budi Agustriono, Msi, MH. Kes sekaligus menjadi pembicara dalam workshop tersebut. Workshop itu berlangsung sersan (serius tapi santai) hingga pukul 16.00 WIB.
Dengan diadakannya Workshop Public Speaking ini diharapkan agar seorang lektor memiliki kemampuan public speaking yang baik dan sadar akan pentingnya peranan seorang lektor bagi umat.
0 comments:
Post a Comment