Memulung Sampah, Mendulang Rupiah

Ini mungkin kegiatan yang sangat langka, bahkan tidak terpikirkan oleh kita, akan dilakukan oleh anak-anak PIA dan PIR, tetapi itulah ke-nyataannya. Dalam rangka memberdayakan anak dan remaja, sejalan dengan program Keuskupan Agung Semarang, di mana tahun 2008, sebagai tahun anak dan remaja, maka Lingkungan 1 Wilayah Yusuf baru-baru ini mengadakan kegiatan cinta lingkungan.
Kegiatan yang diikuti sebanyak 36 anak dan remaja lingkungan 1 Wilayah Yusuf ini, sasarannya adalah mengenalkan kepada kaum muda, agar berlaku bijak pada sampah. Kegiatan diawali dengan memulung sampah organik, bisa dari limbah rumah tangga atau mencari di lingku-ngan sekitar. Sampah organik itu nantinya akan dijadikan pupuk organik, baik hasil cair maupun padat.


Kegiatan yang berlangsung di sekitar komplek perumahan PU Jl. Karangrejo itu, dimotori oleh aktivis lingkungan hidup, Yudi Mahaswanto yang dibantu Yohanes Ngatiman dan Sriyanto. Pada kegiatan ini, Wawan panggilan akrab Yudi Mahaswanto, memberikan arti penting mengelola sampah dengan bijak. Kalau salah mengelola, akibatnya bisa mendatangkan bencana.
Sampah organik yang berhasil dipulung anak-anak, kemudian dicacah kecil – kecil yang selanjutnya akan diproses menjadi pupuk organik cair, dengan proses pengendapan dalam waktu tertentu. Proses inipun juga menghasilkan pupuk organik padat. Hasilnya bisa dijual dengan harga cukup tinggi, khususnya yang pupuk cair. Dari hasil inipun sebenarnya dapat menambah dana untuk pembinaan PIA dan PIR.
Selain belajar membuat pupuk, anak – anak juga diajar bagaimana menanam tanaman dengan benar, termasuk cara merawatnya. Hal ini dimaksudkan agar anak – anak sejak dini dikenalkan dengan cinta akan lingkungan hidup, termasuk menanam dan merawat tanaman.
Sebelum diakhiri kegiatan itu, anak – anak PIA dan PIR juga diajarkan cara menyelamatkan lingkungan dari ancaman kekeringan dan bahaya banjir. Mengingat paroki kita berada di kota atas, maka anak – anak dikenalkan cara membuat lubang resapan. Tujuannya, agar bila turun hujan, airnya tidak langsung dibuang ke selokan, tetapi disalurkan ke lubang resapan.
Hal ini bertujuan, agar pada saat musim kemarau kelak, air yang masuk kedalam lubang resapan dapat memberikan pasokan sumur – sumur sekitar, sehingga terhindar dari kesulitan air saat kemarau datang.
Bagaimana dengan kegiatan PIA dan PIR Wilayah lain ? Mudah – mudahan ada inovasi dan aktivitas yang bermanfaat. Jangan jadikan tahun anak dan remaja di 2008 ini, hanya sekedar slogan belaka. ( Lambertus DN)

0 comments:

Post a Comment