Putera - Puteri Altar Pelayan Altar yang Cinta Tuhan

Seperti Santo Tarcisius, misdinar diharapkan menjadi para pelayan altar yang mencitai Tuhan. Demikianlah sekilas inti peringatan Santo Tarcisius, pelindung Putera-Puteri Altar, dalam Pesta nama pelindung Misdinar Santa Maria Fatima Banyumanik (MISTIK).

Pesta ini dilaksanakan pada hari jumat, 15 Agustus 2008. Kegiatan diawali dengan Perayaan Ekaristi dan dilanjutkan dengan acara ramah tamah. Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 50 orang anggota Misdinar, dan didukung juga oleh orang tua para misdinar serta kelompok paduan suara Laetitia. Dalam acara yang berlangsung selama kurang lebih tiga jam tersebut, nampak kegembiraan dan kebersamaan dari keluarga MISTIK ini, juga dari mereka yang hadir.
Santo Tarcisius
Tarcisius adalah seorang pelayan altar (akolit) yang hidup pada abad ke tiga, pada zaman pemerintahan kaisar Valerianus. Pada masa itu, jemaat kristen sedang mengalami banyak pengejaran. Oleh karena itu, untuk berdoa, mereka memilih tempat-tempat persembunyian seperti katakombe.

Bagi orang-orang yang berada dalam penjara, yang tidak bisa menghadiri doa dan perayaan ekaristi, diutus para Diakon tertahbis untuk memberikan kepada mereka viaticum (komuni-bekal suci). Konon, karena tidak ada Diakon yang bisa diutus, pada waktu itu Tarcisiuslah yang diutus untuk mengirimkan sakramen mahakudus kepada saudara-saudari yang ada di penjara.
Dikisahkan bahwa ketika Tarcisius dalam perjalanan, ia di hadang oleh teman-teman bermainnya yang kebetulan bukan anggota jemaat. Mereka tertarik pada benda yang dibawa Tarcisius. Namun, karena Tarcisius tidak memberikan benda yang dibawa itu, yang tak lain adalah Sakramen Mahakudus, akhirnya Tarcisius harus menderita karena pukulan teman-temannya tersebut. Ketika Tarcisius dibawa kembali ke Katakomba, ia meninggal di dalam perjalanan.
Muda, Gembira, Beriman
Misdinar adalah kumpulan putra-putri yang pada umumnya berusia antara 10-15 tahun. Begitu pula di Paroki kita, Santa Maria Fatima Banyumanik ini. Beberapa pengurus berusia lebih dari rata-rata usia misdinar lainnya.
Dalam usia yang masih tergolong muda ini, sebagaimana St. Tarcisius, para misdinar ini memiliki dinamika hidup sebagaimana anak ataupun remaja yang lain. Kekhasan antara dinamisme masa kanak ataupun remaja dan keterlibatan dalam dunia iman-keagamaan tentu memberikan kekhasan tersendiri dalam tugas pelayanan yang dimiliki.
Kekhasan ini nampak pula dalam pesta nama Santo Tarcisius yang diadakan pada 15 Agustus yang lalu. Kegembiraan dalam pergaulan dan permainan, serta sikap keterlibatan yang khas dalam perayaan ekaristi menjadi nilai yang unik untuk diperhatikan.
Dengan segala kelebihan dan kekurangan, adik-adik misdinar ini tampil sebagai tunas-tunas muda yang sudah mulai terlibat dalam kehidupan menggereja, khususnya dalam dunia liturgi yang pada umumnya menjadi daerah kaum dewasa.
Dalam tanggapan umat yang hadir mengenai pelayanan teman-teman misdinar, banyak harapan diungkapkan kepada teman-teman misdinar sendiri. Harapan ini tentu di dasari kesadaran bahwa mereka ini masih memiliki waktu yang panjang untuk berkembang menjadi pribadi-pribadi kristiani yang sungguh gembira dan beriman. (Romo Julius Purnomo, Pr)

0 comments:

Post a Comment