Sejarah Lagu Natal

Malam Kudus (Silent Night)

Ini adalah lagu natal sejati yang diciptakan oleh Joseph Mohr (lirik) dan Franz Xaver Gruber (melodi), dua orang pekerja sebuah gereja di Austria. 185 tahun yang lalu, lagu ini dikumandangkan pertama kali di gereja mereka dalam sebuah perayaan malam Natal. Petikan gitar (organ gereja saat itu sedang rusak) mengiringi Bapak Joseph dan Franz plus paduan suaranya bernyanyi dengan bahasa mereka Stille Nacht! Heilige Nacht", tanpa pernah berpikir bahwa lagu itu akan menjadi "lagu wajib" di setiap gereja di seluruh dunia saat Natal.
Karl Mauracher, seorang 'tukang' reparasi organ datang ke gereja itu dan membawa pulang catatan lagu itu bersamanya. Karl kemudian membawa catatan itu keluar dari negara Austria dan entah bagaimana bisa sampai ke tangan orang-orang lain dari berbagai profesi dan dari berbagai negara. Lagu itu kemudian terkenal dimana-mana. Keindahan nada dan kata-katanya telah 'menyentuh' orang tanpa halangan budaya atau bahasa, hinga kini.


Kesukaan Bagi Dunia (Joy to the World)

Lirik lagu ini diambil langsung dari Alkitab, tepatnya Mazmur 98, oleh seorang Inggris bernama Issac Watts tahun 1719. Seratus tahun kemudian, pencipta lagu berkebangsaan Amerika, Lowell Mason, menciptakan nada untuk lagu itu. Jadilah lagu "Joy to the World" sebagai salah satu hymne Natal yang indah.

Gita Surga Bergema (Hark, The Herald Angels Sing)

Charles Wesley (adik dari John Wesley pendiri Gereje Methodist), menciptakan lirik lagu sebanyak lebih dari 3000 buah termasuk lagu "Hark, the Herald Angels Sing" ini. Sedangkan melodinya diciptakan oleh seorang pemusik bernama Felix Mendelssohn. Lagu Natal yang dikenal dengan irama cepat ini, seharusnya dinyanyikan secara lambat dan khidmat, seperti keinginan para penciptanya.
Keinginan itu memang tidak 'dikabulkan' oleh William Cummings pemublikasi lagu tersebut tahun 1955. Felix dan Charles tidak bisa protes lebih lanjut karena ketika lagu mereka dipublikasikan, mereka berdua sudah keburu dipanggil Tuhan.

Jingle Bells

Lagu ini memiliki cerita yang menarik. Tahu mengapa? Karena lagu ini sama sekali bukan lagu Natal. Tahun 1859, James Pierpont menciptakannya sebagai lagu 'kebangsaan' pertandingan kebut-kebutan antar kereta luncur (sleigh ride). Perlombaan itu hanya diadakan saat musim dingin tiba, karena salju adalah media utama bagi kereta luncur. Pierpont yang adalah seorang penggemar kuda dan adu cepat pada masa itu, merasa perlu menciptakan sebuah lagu riang untuk dinyanyikan saat pertandingan.
Arti lirik refrain lagu itu kurang lebih demikian "Bel berbunyi sepanjang jalan, sangatlah enyenangkan naik diatas kereta luncur yang dibawa oleh seekor kuda". Entah apa yang menyebabkan lagu Jingle bells akhirnya diasumsikan sebagai lagu Natal.Dari beragam keunikan lagu-lagu Natal, intinya hanyalah satu, yaitu untuk membawa suasana kehangatan Natal itu sendiri dalam setiap hati orang yang menyanyikan dan mendengarkannya.

SERVIENS DOMINO CUM OMNI HUMILITATE
A. Hery Wisnu Saputro ( Wilayah Yohanes


0 comments:

Post a Comment