"Tumpeng Rp 2 Juta" di Pelatihan Jurnalistik Mudika

Barang kali inilah tumpeng termahal, yang pernah ada di Paroki Santa Maria Fatima Banyumanik Semarang. Jadi buatlah sebuah berita, sehingga orang tertarik membacanya’, demikian ujar Yovita Arika, dari Harian Kompas Biro Jateng, saat memberikan materi di Pelatihan Jurnalistik baru-baru ini.
“Bahan pembuatan berita soal tumpeng ini, sebenarnya diambil dari kliping buletin paroki yang lama. Dari sedikit laporan dan informasi itu, peserta diajak berlatih menulis sebuah berita yang menarik untuk dibaca,” tambah Ika, panggilan akrab Yovita Arika, saat ditemui Lentera .
Sebanyak 53 peserta dari perwakilan mudika wilayah di paroki kita, mengikuti pelatihan yang diadakan di Novisiat Susteran Fransiskus Semarang. Pelatihan jurnalistik ini, sebenarnya untuk menyiapkan terbitnya media di paroki kita yang telah lama vacuum.


Pelatihan dibuka Romo Kepala Paroki Santa Maria Fatima Banyumanik, Romo Richardus Heru Subyakto, Pr. Romo Heru juga berpesan pada peserta pelatihan, agar apa yang didapat dalam pelatihan, kelak bisa dipraktekkan dalam menge-lola bulletin paroki.
Peserta pelatihan selain menerima materi teori, juga dibekali dengan praktek penulisan berita. Hal ini dilakukan, karena setelah usai pelatihan, mereka dilibatkan secara penuh untuk menyiapkan terbitnya bulletin paroki. Dengan adanya latihan secara langsung ini, mereka diharapkan tidak asing lagi, ketika menerbitkan bulletin paroki.
Selain dari Harian Kompas, pelatihan jurnalistik ini juga menghadirkan pakar penerbitan dari Unika Soegijapranata Semarang, Andreas Pandiangan. Pada session kedua, yang dibawakan Andeas, peserta diajak untuk memahami teknik menerbitkan bulletin.
“Untuk menerbitkan bulletin berkala, pengelola dituntut punya semangat dan kemauan yang tinggi. Bisa terbit 2 bulanan, 3 bulanan atau 6 bulanan. Yang penting ada komintmen. Jangan sudah terbit berkala, tapi terbitnya tidak menentu, kadang terbit kadang tidak”, ujar Andreas.
Pada saat memasuki materi praktek, peserta dikelompokkan menjadi 5 kelompok. Masing-masing diberi tugas merencanakan menerbitkan bulletin. Setelah itu, hasilnya dibacakan dan didiskusikan.
Pelatihan jurnalistik ini juga dihadiri Hubertus Harjanta dan Joko Purwoko dari Dewan Paroki. Yang de-ngan setia bersama Romo Heru menemani peserta pelatihan hingga usai.
Pelatihan ditutup oleh Romo Heru dengan memberikan pesan, agar peserta pelatihan ini, kelak bisa mewartakan kegiatan wilayah masing-masing dalam bulletin paroki. Hal ini bertujuan agar arus informasi antar wilayah bisa diketahui umat wilayah lainnya. ( Lambertus DN )

0 comments:

Post a Comment