Menemukan Allah, Meninggalkan Diri Sendiri…

...namun aku hidup, bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup dalam aku..(Gal 2:20a)
Mencoba mendalami pribadi Rasul Paulus melalui tulisan-tulisannya menjadi kesempatan untuk mendalami Iman yang kokoh akan Yesus Kristus. Mengenal Rasul Paulus bisa dikatakan sama dengan mengenali sesosok pribadi yang berubah karena telah mengenal Allah. Dalam diri Paulus, muncul sebuah kesadaran bahwa hidup utamanya adalah milik Allah. Mensyukuri kehidupan yang dimiliki adalah memusatkan segala pengalaman kehidupan kepada Allah sendiri.
Nilai iman ini pulalah yang tersirat, nampak ditawarkan di dalam pertemuan penggerak dan pecinta Kitab Suci, sekaligus kursus kitab Suci yang diadakan oleh Tim Kerja Kitab Suci, Paroki Santa Maria Fatima Banyumanik. Pada tanggal 26 Januari 2009 yang lalu, sekitar + 40 orang pemerhati Kitab Suci se-paroki Banyumanik berkumpul. Dalam pertemuan itu, dibahas berbagai hal berkaitan dengan Santo Paulus, baik itu mengenai kehidupannya, Surat-Surat yang dia tulis, serta nilai-nilai iman yang kiranya bisa diambil dari beliau.

Mengambil tempat di aula SD Santo Antonius 2, Banyumanik, acara ini dimulai pukul 16.30 sampai pukul 20.00 wib. Acara ini memang diadakan sebagai kegiatan dalam rangka menyambut Peringatan Santo Paulus. Jubileum Paulinum ini sendiri dicanangkan oleh Tahta Suci sejak 28 Juni 2008, dan berakhir tanggal 29 Juni 2009. Gerakan ini dicanangkan oleh Paus Benediktus VI dalam rangka peringatan 2000 tahun kelahiran St. Paulus.

Mengapa Paulus…..
Sebagai seorang Rasul, Paulus menjadi pribadi yang sangat berpengaruh dalam perkembangan dunia Kekristenan. Pengaruhnya ini paling tidak dapat dilihat dari dua hal. Pertama, sebagai Rasul ia pergi ke banyak tempat untuk menjalankan tugas pewartaannya. Dalam perjalanannya itu, ia banyak membentuk komunitas-komunitas kristen. Karena perjalanan-perjalanan misi itu, iman kristen berkembang di kalangan orang-orang bukan Yahudi. Melalui pewartaannya, iman akan Kristus melangkah keluar dari dunia Yahudi. Bahkan kota Antiokhia – base camp Paulus dalam perjalanan-perjalanan misinya – menjadi tempat pertama para pengikut Kristus disebut orang-orang Kristen.
Pengaruh Kedua, adalah mengenai teologinya. Pandangan-pandangan Paulus mengenai Keselamatan, Yesus Kristus, Hidup Kristiani, dan banyak pandangan lain, – base camp Paulus dalam perjalanan-perjalanan misinya – menjadi tempat pertama para pengikut Kristus disebut orang-orang Kristen.
Pengaruh Kedua, adalah mengenai teologinya. Pandangan-pandangan Paulus mengenai Keselamatan, Yesus Kristus, Hidup Kristiani, dan banyak pandangan lain, banyak juga berpengaruh dalam perkembangan paham Kristiani. Pandangan-pandangan ini terwujud dari hasil pengolahannya berkaitan dengan pengalaman imannya bertemu dengan Tuhan Yesus Kristus yang telah bangkit. Maka, Pengalaman Damsyik, dimana Paulus mengalami penampakan Yesus, menjadi dasar utama pemikirannya.
Berdasar dari pengalaman imannya, dan dibuktikan dengan karya yang dia wujudkan, para peserta dapat melihat bagaimana kekuatan keyakinan yang dimiliki Santo Paulus. Melalui pengalaman rohaninya bertemu dengan Yesus, Paulus berkembang menjadi pribadi yang bisa dikatakan 'militan' secara kristiani.

Mengenal Paulus melalui Surat-Suratnya
Dalam kegiatan kursus Kitab Suci ini, para peserta diajak untuk mendalami pribadi Santo Paulus dan ajaran-ajaran imannya melalui tulisan-tulisan yang berkisah, atau yang diyakini berasal darinya. Pendalaman ini didasarkan khususnya pada Kisah Para Rasul serta tiga belas Surat Paulus (plus Surat kepada Jemaat Ibrani) yang terdapat dalam Perjanjian Baru.
Kursus diawali dengan presentasi mengenai Santo Paulus. Sesudah itu, para peserta diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan pribadi Santo Paulus ini. Dalam kesempatan ini, peserta diberi kesempatan untuk semakin memperdalam dan memperjelas pengetahuan mereka berkaitan dengan Santo Paulus.
Setelah break, para peserta diminta untuk membagi diri dalam kelompok-kelompok. Di dalam kelompok-kelompok tersebut, para peserta diminta untuk sedikit membahas, dan berdiskusi mengenai Surat-Surat Paulus yang terekam dalam Perjanjian Baru. Sesuai dengan jumlah surat yang ada, para peserta dibagi menjadi tigabelas kelompok. Masing-masing, membahas satu surat yang menjadi bagiannya. Untuk proses diskusi sendiri, disediakan bahan berupa brosur-brosur mengenai surat-surat tersebut, yang diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia.

Paulus, Rasul bagi Semua
Salah satu hal yang patut disyukuri dalam pertemuan tersebut adalah turut hadirnya orang-orang muda. Kehadiran mereka ini memberikan harapan pula, bahwa di kalangan orang muda sendiri, masih ada keinginan untuk juga mendalami iman, khususnya melalui kitab suci. Kehadiran dan keterlibatan mereka menjadi sebentuk kesegaran baru bagi perkembangan Gereja Katolik dalam lingkup jemaat maupun masyarakat.
Semoga, Paulus, yang juga dijuluki sebagai “Guru Segala Bangsa” ini menjadi juga guru yang didatangi oleh setiap orang, baik tua maupun muda. Semoga pula, semangat yang dimiliki oleh Paulus menular pula kepada para peserta, juga umat yang lainnya, agar kecintaan Paulus akan Yesus Kristus menjadi juga kecintaan kita bersama.
Dengan mempelajari kehidupan dan pemikiran Santo Paulus ini, semoga kitapun semakin tergugah untuk menjadi pewarta iman yang handal dan militan. Dengan itu semua, diharapkan agar cita-cita Yesus yang juga dibawa oleh para rasul termasuk Paulus, untuk menjadikan segala bangsa menjadi muridNya menjadi pula kenyataan. Tentu saja dengan berbekal keyakinan yang selalu penting untuk diingat, bahwa Yesus menyertai kita sampai akhir Zaman. (Mopoer)

1 comments:

Dah lama gak update nie..Maap ^^

 

Post a Comment